Jelaskanhakikat kekerasan secara sosiologis dan berikan contohnya ! - 40871353 Tirak1153 Tirak1153 10.05.2021 Sosiologi Sekolah Menengah Atas terjawab Jelaskan hakikat kekerasan secara sosiologis dan berikan contohnya ! 1 Lihat jawaban Iklan Iklan vivianaarosalinda18 vivianaarosalinda18
PembahasanPoin yang ditanyakan adalah hakikat kekerasan secara sosiologis dan contohnya. Secara sosiologis, kekerasan umumnya terjadi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing. Akibat dari pengabaian norma dan nilai sosial itu, timbullah tindakan-tindakan irasional yang cenderung merugikan pihak lain, tetapi menguntungkan diri sendiri. Hal ini merupakan pemicu terjadinya konflik yang akan bermuara pada kekerasan. Contohnya adalah, pembunuhan yang dilakukan dengan tujuan untuk menguasai harta yang ditanyakan adalah hakikat kekerasan secara sosiologis dan contohnya. Secara sosiologis, kekerasan umumnya terjadi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing. Akibat dari pengabaian norma dan nilai sosial itu, timbullah tindakan-tindakan irasional yang cenderung merugikan pihak lain, tetapi menguntungkan diri sendiri. Hal ini merupakan pemicu terjadinya konflik yang akan bermuara pada kekerasan. Contohnya adalah, pembunuhan yang dilakukan dengan tujuan untuk menguasai harta warisan.
Menurutnya pengertian damai adalah suatu filosofi dan proses yang berkaitan dengan akuisisi pengetahuan dan keterampilan menciptakan perdamaian. Biswas (2015) Arti damai sejatinya dilakukan dengan bertujuan untuk mengekspos cara-cara non-kekerasan dalam menangani konflik. Martin Luther King; Damai adalah ketegangan yang dihasilakan dari keadilan.
- Macam-macam kekerasan berdasarkan bentuknya bisa dibedakan menjadi 3 jenis, yakni kekerasan fisik, kekerasan verbal, dan kekerasan psikologis. Masing-masing punya dampak berlainan. Adapun macam-macam kekerasan berdasarkan pelakunya ada 2 jenis, yakni kekerasan individual dan kekerasan kolektif. Keduanya dibedakan dari segi jumlah pelaku kekerasan. Pengertian kekerasan adalah ekspresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok, baik secara fisik maupun verbal, yang mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan/martabat. Definisi ini mengutip dari Kamus Sosiologi karya Agung Tri Haryanta dan Eko Sujatmiko 2012.Dalam sosiologi, kekerasan juga didefinisikasn sebagai penggunaan kekuatan fisik atau kekuasaan, berupa ancaman maupun tindakan, terhadap individu ataupun kelompok yang menimbulkan akibat berupa kerugian fisik, psikologis, hingga perampasan itu, ahli sosiologi bidang studi konflik, Johan Galtung mendefinisikan kekerasan sebagai sikap menekan lawan secara fisik, verbal, maupun psikologis. Kekerasan juga bisa berupa tindakan yang menyebabkan kerusakan properti milik orang lain, selain dampak fisik dan merupakan salah satu topik materi dalam studi sosiologi. Tema kekerasan jadi bahasan di sosiologi karena ia berkaitan dengan konflik sebagai fenomena sosial. Banyak konflik sering kali berlanjut dengan tindakan kekerasan. Macam-macam Kekerasan Berdasarkan Bentuk & Contoh Terkait jenis bentuk kekerasan, di sebagian sumber, dikelompokkan menjadi 2 macam saja, yakni kekerasan fisik dan non-fisik. Kekerasan verbal dan psikologis masuk kategori kekerasan non-fisik. Namun, secara makna, tidak ada perbedaan dengan kategorisasi bentuk kekerasan jadi tiga jenis, yaitu kekerasan fisik, kekerasan verbal, dan kekerasan psikologis. Apa yang dimaksud dengan kekerasan fisik adalah kekerasan nyata yang bisa dilihat dan dirasakan oleh tubuh. Maka itu, kekerasan fisik bisa dilihat secara kasat fisik melibatkan interaksi langsung anggota tubuh. Dampaknya pun dirasakan langsung secara fisik, seperti cedera, cacat, trauma, gangguan kesehatan, dan bahkan kekerasan fisik adalah penganiayaan memukul, menendang, menikam, perkelahian, aksi perusakan barang milik pihak lain, pembunuhan, pemerkosaan dan kekerasan seksual lain, serta penyiksaan. Selanjutnya, kekerasan psikologis merupakan tindakan kekerasan yang diekspresikan lewat bahasa tubuh atau tindakan non-fisik lainnya, yang menyasar kejiwaan lawan, sehingga bisa menimbulkan dampak secara mental. Dampaknya bahkan bisa menganggu kondisi kejiwaan korban. Contoh kekerasan psikologis adalah mempermalukan, mengucilkan, merendahkan, mengasingkan, hingga menekan mental korban. Sementara itu, kekerasan verbal berupa tindakan kekerasan yang melibatkan ucapan yang dapat menekan korban secara psikologis maupun fisik. Contoh kekerasan verbal adalah mengancam, menghina, memaki, ujaran kebencian hate speech, mengejek, hingga body shaming menghina kondisi fisik seseorang.Di sisi lain, ada beberapa tindakan kekerasan yang mungkin bisa melibatkan 3 bentuk di atas. Hal ini terlihat di perundungan bullying yang bisa dilakukan dalam bentuk kekerasan fisik, psikologis, sekaligus verbal. Macam-macam Kekerasan Berdasarkan Pelaku & Contoh Berdasarkan pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi 2 bentuk yaitu kekerasan individual dan kekerasan kolektif. Dinukil dari modul Sosiologi SMA XI terbitan Kemdikbud 2020, kekerasan individual adalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya. Contoh kekerasan individual termasuk semua bentuk kekerasan yang dilakukan oleh individu pada seseorang lainnya. Misalnya, perkelahian 1 lawan 1 baku pukul di antara 2 orang, atasan memaki bawahan, ayah memukul anak, teman menghina teman, dan lain sebagainya. Jenis kedua, yakni kekerasan kolektif merupakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok banyak individu atau massa. Contoh kekerasan kolektif ialah tawuran, perang, aksi massa main hakim ke pelaku kriminal, perkelahian antargeng, pasukan keamanan memukul demonstran, dan sejenisnya. - Pendidikan Kontributor Muhammad HufronPenulis Muhammad HufronEditor Addi M Idhom
Kriminologi(Criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non-normative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi menurut Sutherland: Kriminologi adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial dan mencakup proses-proses perbuatan hukum
Apa kabar Pahamifren? Semoga kamu sehat selalu ya. Kali ini, Mipi mau mengajak kamu mengulas Materi Sosiologi Tentang Konflik, Kekerasan dan Perdamaian nih. Yuk, baca Materi Sosiologi Kelas 11 ini sampai selesai ya! Apa Itu Konflik? Sebelum lebih jauh, mari kita bahas dulu tentang pengertian konflik. Adakah di antara kamu yang sudah tahu apa itu konflik? Ya, betul sekali, secara etimologis, kata konflik berasal dari bahasa Latin “con†dan “figereâ€. Kata “con†memiliki arti bersama, sementara “figere†memiliki arti memukul. Dalam KBBI, entri “konflik†didefinisikan sebagai percekcokan; perselisihan; pertentangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konflik adalah sebuah kondisi saat ada dua atau lebih pandangan, keinginan, kepercayaan, kepentingan, nilai, atau kebutuhan yang berbeda, berseberangan, tidak sejalan, atau tidak selaras. Dalam materi Sosiologi tentang konflik, kata ini lebih diartikan sebagai sebuah proses sosial yang terjadi antara dua orang atau kelompok, yang berusaha saling menyingkirkan satu sama lain dengan cara membuat seseorang atau kelompok lainnya tidak berdaya atau bahkan dengan menghancurkan orang atau kelompok tersebut. Konflik biasanya timbul dari adanya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan, seperti perbedaan fisik, kebudayaan, nilai, kepentingan, emosi, kebutuhan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan dalam tersebut dapat memuncak menjadi konflik sosial saat sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat tersebut. Seperti yang terjadi di sekitar kita, konflik memang tidak dapat dihindari dari dinamika kehidupan sosial. Dalam teori konflik, kondisi masyarakat yang plural memang akan terjadi ketidakseimbangan distribusi kekuasaan authority, sehingga akan selalu ada kelompok-kelompok sosial yang saling bersaing dalam merebut pengaruh dalam suatu masyarakat. Dari persaingan tersebut kemudian akan muncul kelompok yang paling berkuasa atas kelompok-kelompok lainnya. Kelompok paling berkuasa dan berpengaruh biasanya bersifat elit, sehingga dapat membuat peraturan-peraturan yang sifatnya lebih membela kepentingan kelompoknya sendiri. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh kelompok yang berkuasa ini dapat berupa hukum yang mengikat kelompok-kelompok sosial lainnya agar tetap patuh. Persaingan antara dua atau lebih kelompok-kelompok sosial inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya konflik sosial di masyarakat. Pengertian Konflik Menurut Para Ahli Nah, agar kamu lebih paham tentang materi sosiologi tentang konflik dan kekerasan, berikut adalah beberapa pengertian konflik menurut para ahli Alo Liliweri mendefinisikan konflik sebagai bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok karena mereka yang terlibat memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai, atau Moor berpendapat bahwa dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin menilai bahwa istilah “conflict†dalam bahasa aslinya memiliki arti perkelahian, peperangan, atau perjuangan yang berupa konfrontasi fisik antara beberapa A. Coser menjelaskan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan Lawang mendefinisikan konflik sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan ketika tujuan pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan M. Z. Lawang berpandangan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya. Tujuan dari mereka berkonflik tidak hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya atau Soekanto mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial orang per orang atau kelompok manusia yang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Penyebab Konflik Konflik dapat terjadi karena beberapa hal, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut Adanya perbedaan sistem nilai dan sistem norma di antara kelompok-kelompok sosial yang ada di masyarakatAdanya perbedaan pandangan di antara dua orang atau lebih yang berkenaan dengan persoalan prinsipAdanya benturan kepentingan terhadap suatu hal atau objek yang samaAdanya perselisihan paham yang menimbulkan emosi di antara kedua belah pihakAdanya perbedaan kepentingan politik, baik yang bersifat lokal, nasional, ataupun internasional Bentuk-Bentuk Konflik Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat memiliki berbagai bentuk. Berikut adalah beberapa bentuk konflik yang sering terjadi di masyarakat Konflik Individu Kamu pasti pernah berselisih dengan teman atau adik kamu karena permasalahan tertentu, kan? Entah itu karena perbedaan pendapat dengan teman kamu atau karena kamu dan adik kamu berselisih karena ingin melakukan hal yang berbeda. Misalnya, jika kamu ingin menonton pertandingan badminton sementara adik kamu ingin menonton film kartun favoritnya. Nah, perselisihan antara kamu dengan teman atau adik kamu inilah yang disebut sebagai konflik Konflik ini terjadi saat ada benturan kepentingan, keinginan, kebutuhan, tujuan hidup, pendirian, sikap, atau keyakinan antarindividu. Individu yang terlibat konflik ini tidak melibatkan kelompok dan masyarakat, sehingga konflik yang terjadi di antara mereka tidak menimbulkan konflik yang lebih besar seperti konflik antarkelompok atau antargolongan. Konflik individu juga dapat terjadi dalam diri seseorang saat ia harus menjalankan peran yang dimilikinya. Saat seseorang menjalankan peran yang dimilikinya, ia tidak berkonflik dengan orang lain, melainkan dengan dirinya sendiri. Contoh konflik karena peran tunggal adalah saat seorang dokter terjun di medan perang, ia memiliki sumpah dan kewajiban untuk menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongannya, sekalipun korban perang yang sedang ia tangani berasal dari pihak musuh yang sudah menewaskan rekan dokternya. Dalam kondisi ini, dokter tersebut merasakan konflik dalam dirinya saat menolong korban perang tersebut sesuai dengan peran tunggalnya sebagai seorang Konflik Antarkelas atau Antargolongan Sosial Menurut Karl Marx, masyarakat merupakan himpunan dari beberapa kelas dan kelompok sosial yang memiliki kepentingan dan kebutuhan hidup masing-masing. Perbedaan kepentingan dan kebutuhan inilah yang kemudian membuat kelas dan kelompok acapkali terjebak dalam konflik. Konflik yang terjadi di antara kelas sosial disebut sebagai konflik vertikal karena kelas borjuis menduduki kelas sosial yang lebih tinggi dari kelas proletar. Sementara konflik yang terjadi di antara kelompok sosial disebut konflik horizontal karena kelompok-kelompok tersebut tidak berada dalam struktur yang berjenjang. Contoh dari konflik antarkelas adalah konflik di antara kelas pemilik modal borjuis dengan kelas buruh proletar. Konflik ini berakar dari prinsip dan dasar pemikiran ekonomis kelas borjuis yang berusaha menekan pengeluaran demi mendapatkan keuntungan yang maksimal. Penerapan prinsip ini seringkali mengorbankan kepentingan dan kebutuhan hidup kelas proletar karena buruh hanya dianggap sebagai salah satu faktor dalam proses Hak-hak para buruh seringkali tidak dihargai, seperti kesejahteraan sosial, pelayanan kesehatan, cuti hamil untuk pekerja perempuan, kelayakan upah minimum, keamanan dan keselamatan kerja, dan tunjangan pensiun. Saat keluhan para buruh tidak dipenuhi, para buruh biasanya akan melakukan aksi mogok kerja atau aksi demonstrasi untuk menuntut kepentingan yang mereka perjuangkan. Konflik antarkelas ini akan semakin meningkat apabila kondisi ekonomi negara sedang mengalami kemunduran karena perusahaan turut mengalami kemunduran, sementara harga kebutuhan hidup meningkat dan para buruh menuntut peningkatan kesejahteraan mereka. Dalam konflik antargolongan sosial, kelompok-kelompok yang terlibat konflik dapat terjadi secara terbuka maupun secara tertutup. Contoh dari konflik antargolongan ini adalah konflik antara kelompok pecinta lingkungan dengan kelompok perambah hutan, kelompok supir angkutan kota dengan kelompok supir bus, konflik antara kelompok petani dengan kelompok pedagang. Konflik-konflik tersebut lebih sering terjadi karena adanya perbedaan kepentingan. Konflik Rasial Pada dasarnya konflik rasial termasuk ke dalam konflik antargolongan karena himpunan orang-orang yang memiliki ras sama merupakan salah satu jenis kelompok sosial. Konflik rasial biasanya terjadi saat kedua kelompok ras yang berbeda berselisih, baik karena adanya kepentingan ataupun perbedaan kebudayaan dan perbedaan fisik di antara Salah satu contoh konflik rasial adalah politik apartheid yang terjadi di negara-negara Barat. Dalam politik ini, kelompok masyarakat berkulit putih merasa dirinya lebih superior dibandingkan dengan kelompok masyarakat berkulit hitam. Akibat dari perasaan superior masyarakat berkulit putih ini, masyarakat berkulit hitam sering mengalami diskriminasi karena dianggap sebagai warga negara kelas dua yang hak-haknya secara yuridis seringkali diabaikan. Konflik Politik Tak hanya terjadi pada antar golongan dan ras, dalam materi Sosiologi tentang konflik, dibahas juga konflik yang terjadi karena politik. Karena, politik merupakan salah satu sumber utama timbulnya konflik dalam masyarakat. Konflik politik ini terjadi karena pada dasarnya politik adalah seni mengelola kekuasaan, sehingga dalam konflik ini terjadi pertarungan yang berkutat mengenai siapa yang memperoleh sesuatu, kapan diperoleh, dan bagaimana kekuasaan tersebut dapat didapat, dipertahankan, dan diperebutkan. Secara sederhana, konflik politik adalah pertentangan di antara dua orang atau lebih kelompok dalam rangka memiliki kekuasaan dan pengaruh. Hal-hal yang diperebutkan dalam konflik politik ini dapat berupa kekuasaan, pemegang rancangan undang-undang, kebijakan, dan kekuasaan negara. Konflik Internasional Konflik internasional merupakan konflik yang melibatkan beberapa negara dikarenakan perbedaan kepentingan di antara negara-negara yang terlibat konflik. Dalam sejarah dunia, banyak sekali kasus konflik internasional yang berawal dari konflik dua negara yang kemudian menjadi konflik internasional karena masing-masing negara yang bertikai mencari dukungan negara-negara lainnya, yang memiliki kepentingan yang sama mengenai masalah yang sedang terjadi. Contoh dari konflik internasional ini adalah Perang Dunia I, Perang Dunia II, ataupun konflik antara Palestina dengan Israel. Apa Itu Kekerasan? Nah, setelah kamu memahami apa itu konflik, dalam materi konflik dan kekerasan selanjutnya Mipi akan membahas apa itu kekerasan. Kekerasan merupakan bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam KBBI, entri “kekerasan†didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang Bentuk kekerasan meliputi perkataan, tindakan, sikap, dan berbagai struktur atau sistem yang dapat menyebabkan kerusakan pada diri seseorang baik secara fisik atau mental dan lingkungan. Segala bentuk tindakan atau perkataan yang dapat menghalangi seseorang menggali potensinya pun dapat disebut sebagai kekerasan. Kekerasan dibagi menjadi dua bentuk, yaitu kekerasan langsung direct violence dan kekerasan tidak langsung indirect violence. Contoh dari kekerasan langsung adalah tindakan mencelakai atau melukai orang dengan sengaja, membunuh, atau memperkosa. Sementara, contoh dari kekerasan tidak langsung adalah tindakan-tindakan mengekang, memfitnah, mengintimidasi, meneror orang lain, serta mengurangi atau meniadakan hak seseorang. Konflik dan kekerasan memang dua hal yang berbeda, tetapi memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, Pahamifren. Dari pengertian konflik yang merupakan perselisihan atau persengketaan antara dua orang atau lebih yang kedua belah pihak tersebut memiliki keinginan untuk saling menjatuhkan atau menyisihkan atau menyingkirkan atau mengalahkan, konflik sebenarnya tidak perlu berwujud kekerasan. Namun, kekerasan biasanya terjadi karena adanya konflik di antara dua orang atau lebih. Kekerasan dapat terjadi saat kedua belah pihak, baik individu atau kelompok, tidak dapat menyelesaikan konflik di antara mereka dan terbawa emosi untuk menyelesaikan konflik dengan cara kekerasan. Pengertian Kekerasan Menurut Para Ahli Berikut adalah beberapa pengertian kekerasan menurut para ahli yang dapat membantu pemahaman kamu mengenai kekerasan Black mendefinisikan kekerasan sebagai pemakaian kekuatan yang tidak adil dan tidak dapat mendefinisikan kekerasan sebagai perilaku yang melibatkan kekuatan fisik dan dimaksudkan untuk menyakiti, merusak, atau melenyapkan seseorang atau B. Rule berpendapat bahwa kekerasan merupakan manifestasi naluri bersama atau gerakan naluri primitif yang merupakan kondisi-kondisi tindakan Munir Mulkhan mendefinisikan kekerasan sebagai sebuah tindakan fisik yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk melukai, merusak, atau menghancurkan orang lain atau harta benda dan segala fasilitas kehidupan yang merupakan bagian dari orang lain dan Sundeen berpendapat bahwa perilaku kekerasan dan tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan permusuhan yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri, yang mengakibatkan individu dapat berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan Soekanto mendefinisikan kekerasan sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Adapun kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang atau barang karena orang atau barang tersebut termasuk dalam kategori sosial Penyebab Kekerasan Penyebab kekerasan ada bermacam-macam, di antaranya adalah sebagai berikut Individu tidak dapat mengendalikan emosi dirinyaAdanya permasalahan yang memancing permusuhanAdanya prasangka buruk dari seseorang atau satu kelompok terhadap individu lainnya atau kelompok lainnyaAdanya keinginan manusia dalam mendapatkan prestasiKontrol sosial yang sudah tidak berfungsi dalam mengendalikan persaingan yang terjadi di masyarakat Akibat Konflik dan Kekerasan Bagaimana Pahamifren, sudah paham kan pembahasan materi Sosiologi tentang Konflik dan kekerasan ini? Nah, kira-kira, apa sih akibat yang ditimbulkan dari konflik dan kekerasan? Perubahan kepribadian pada diri seseorang. Semakin kuatnya rasa solidaritas kelompok in-group feeling atau retak dan goyahnya suatu kelompok sosial. Timbulnya korban jiwa serta hancurnya harta bendaAkomodasi, dominasi, serta takluknya salah satu pihak yang bertikai Perdamaian Konflik dan kekerasan menimbulkan kondisi yang tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak, terutama bagi pihak yang mengalami kekalahan. Konflik dan kekerasan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta hancurnya harta benda di kedua belah pihak yang Oleh karena itu, perdamaian menjadi hal yang sangat penting dalam dinamika kehidupan sosial. Perdamaian merupakan istilah yang merujuk pada suatu kondisi yang tenang, tidak adanya kekerasan, harmoni, keamanan, kerukunan, keserasian, dan adanya saling pengertian di masyarakat. Setiap manusia pasti mengharapkan kedamaian dan rasa aman, baik secara fisik maupun jiwa, dalam hidupnya. Namun, dalam memahami perdamaian, perdamaian bukan saja dinilai sebagai sebuah kondisi atau keadaan tanpa peperangan. Perdamaian dapat terlihat melalui jalinan hubungan baik antar individu, antar kelompok, antar lembaga, ataupun antarnegara yang mampu menghargai pluralitas dalam masyarakat dan dunia, menghargai adanya keberagaman nilai, serta mendorong terjadinya pengembangan potensi manusia secara Nah, itu dia pembahasan Materi Sosiologi tentang konflik, kekerasan, dan perdamaian. Semoga artikel ini menambah pemahaman kamu mengenai materi tersebut, ya. Buat kamu yang ingin mendapatkan akses materi belajar menarik lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi bimbingan belajar online Pahamify di sini. Khusus buat kamu yang ingin mempersiapkan diri menghadapi UTBK, kamu bisa mengikuti try out online gratis dari Pahamify di tautan ini. Jangan lupa juga untuk melihat informasi promo menarik lainnya di ya. Penulis Salman Hakim Darwadi Pahami Artikel Lainnya
Hukumsebagai norma atau kaedah bersifat otonom, artinya bahwa hukum tersebut berdiri sendiri dan bebas dari segala pengaruh. Sedangkan Law in Actions disebutkan bagi studi/kajian tentang hukum sebagai gejala/proses sosial. 16.Jelaskan pengertian Sosiologi Hukum menurut para pakar ! 1. Soerjono Soekanto Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu
PertanyaanBerikut faktor yang mempengaruhi kekerasan, kecuali .... Individu tidak dapat mengontrol emosinya Adanya prasangka buruk terhadap orang lain Adanya toleransi antar individu maupun kelompok Kontrol sosial sudah tidak berfungsi lagi Lahirnya permasalahan yang memicu adanya permusuhanPembahasanDalam kehidupan sosial tidak bisa terhindar dari konflik. Konflik memang bisa berujung kekerasan, namun tidak semua konflik adalah kekerasan. Untuk dapat memahami faktor pada soal maka harus diketahui terlebih dahulu apa itu kekerasan?. Kekerasan merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara tidak terprogram, tanpa tujuan, dan di luar kontrol individu tersebut. Kekerasan biasanya dilakukan hanya karena untuk memenuhi hasrat dan nafsu semata. Sedangkan dalam sudut pandang sosiologi memandang kekerasan merupakan suatu tindakan yang tidak mengindahkan nilai dan norma yang berlaku. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah kehidupan sosial tidak bisa terhindar dari konflik. Konflik memang bisa berujung kekerasan, namun tidak semua konflik adalah kekerasan. Untuk dapat memahami faktor pada soal maka harus diketahui terlebih dahulu apa itu kekerasan?. Kekerasan merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara tidak terprogram, tanpa tujuan, dan di luar kontrol individu tersebut. Kekerasan biasanya dilakukan hanya karena untuk memenuhi hasrat dan nafsu semata. Sedangkan dalam sudut pandang sosiologi memandang kekerasan merupakan suatu tindakan yang tidak mengindahkan nilai dan norma yang berlaku. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah C. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!668
Secaraumum, Pengertian Konflik Sosial (Pertentangan) adalah sebagai suatu proses sosial antara dua pihak atau lebih ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Latar belakang adanya konflik adalah adanya perbedaan yang sulit ditemukan kesamaannya atau didamaikan baik itu
Jawaban Esai1. Jelaskan pendapat Anda mengapa primordialisme yang terjadi dalam masyarakat IndonesiaJawabanPrimordialisme merupakan konsekuensi dari adanya diferensiasi. Faktor lain pun turut mempengaruhi primordialisme itu dapat terjadi. Seperti adanya sesuatu yang dianggap istimewa dalam kelompok, adanya sikap mempertahankan keutuhan suatu kelompok, adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan seperti nilai agama dan pandangan Etnosentrisme tentu menyebabkan adanya penilaian subjektif dari kelompok atau masyarakat yang berbeda. Akan tetapi, etnosentrisme juga memiliki segi positif. Jelaskan segi positif adanya etnosentrismeJawabanSegi positif dari etnosentrisme adalah dapat menjaga keutuhan dan kestabilan budaya, dapat mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan kepada bangsa, dan juga dapat memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan atau bangsa3. Jelaskan pengaruh diferensiasi dan stratifikasi sosialJawabanSecara umum diferensiasi dan stratifikasi memberikan pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya, diferensiasi dan stratifikasi sosial dapat mendorong terjadinya integrasi sosial. Sedangkan pengaruh negatifnya dapat terjadi disintegrasi sosial. Diferensiasi sosial dapat menimbulkan primordialisme, etnosentrisme, politik aliran dan terjadinya proses konsolidasi4. Jelaskan pengertian konflik menurut Lewis A. CoserJawabanKonflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan5. Tuliskan lima bentuk khusus konflik menurut Soerjono SoekantoJawabanLima bentuk konflik menurut Soerjono Soekantoa Konflik pribadib Konflik rasialc Konflik antar kelas sosiald Konflik politike Konflik internasional6. Konflik tidak hanya memberi dampak negatif, tetapi juga memberikan dampak positif dalam masyarakat. Jelaskan dampak positif dari adanya konflikJawabanDampak positif dari konflika Dapat memperjelas aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaahb Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai serta hubungan sosial dalam kelompok bersangkutanc Meningkatkan solidaritasd Menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru7. Tuliskan contoh dari kekerasan langsung direct violenceJawabanContoh dari kekerasan langsung seperti membunuh, menganiaya, memerkosa8. Jelaskan bentuk pengendalian konflik melalui konsiliasiJawabanKonsiliasi merupakan bentuk pengendalian konflik melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang Jelaskan perbedaan dari pengendalian konflik dengan cara mediasi dan arbitrase dan berikan contohnyaJawaban Mediasi merupakan pengendalian konflik yang dilakukan apabila antara kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ini akan memberikan saran dan masukan yang dapat diambil oleh pihak yang berkonflik. Contoh konflik antara siswa dan guru dapat dimediatori oleh guru BK. Adapun arbitrase umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan untuk menyelesaikan konflik. Contoh Konflik antara kakak dan adik, akan dilerai oleh kedua orang Jelaskan hakikat kekerasan secara sosiologis dan berikan contohnyaJawabanHakikat kekerasan secara sosiologis konflik diartikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih atau kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuat tidak klik warna biru untuk linkSoalSoal Pilihan Ganda Aletheia Rabbani من لم يذق مر التعلم ساعة, تجرع ذل الجهل طول حياته “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i
Jelaskanperbedaan dari pengendalian konflik dengan cara mediasi dan arbitrase dan berikan contohnya 10. Jelaskan hakikat kekerasan secara sosiologis dan berikan contohnya Ket. klik warna biru untuk link Kunci Jawaban Download Soal Pilihan Ganda Lihat Juga Baca Juga Soal Pendalaman Esai Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.
Materi Sosiologi SMA Kelas Eleven Konflik, Kekerasan, dan Upaya Penyelesaiannya one. KONFLIK SOSIAL a. Pengertian Konflik Dalam kehidupan masyarakat ketrentaman dan kedamaian merupakan sebuah keadaan sosial yang selalu diharapkan. Namun pada kenyataannya dalam setiap masyarakat pasti terdapat sebuah perselisihan atau masalah yang dapat menyebabkan konflik. MenurutKamus Besar Bahasa IndonesiaKBBI konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih atau juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Konflik merupakan suatu proses disosiatif yang menyebabkan ketidakteraturan dalam kehidupan masyarakat, namun konflik juga memiliki fungsi bagi masyarakat. Konflik menurut Soerjono Soekanto konflik berisi perasaan yang memperdalam perbedaan-perbedaan antara individu dan kelompok yang memicu keinginan untuk saling menekan dan menghancurkan pihak lain. Kata “konflik” berasal dari bahasa Latin “configure” yang artinya saling memukul. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, konflik didefinisikan sebagai percekcokkan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang bersebrangan, tidak selaras, dan bertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih atau juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. b. Faktor-Faktor Penyebab Konflik Soerjono Soekanto mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni perbedaan antarindividu setiap manusia memiliki ego sendiri-sendiri yang jika tidak di kendalikan secara tepat dapat menimbulkan konflik dengan individu perbedaan antarkebudayaan individu merupakan bagian dari suatu masyarakat dimana pola-pola pemikirannya dipengaruhi oleh masyarakat tersebut sehingga secara sadar atau tidak timbul pertentngan karena perbedaan kebudayaan. perbedaan kepentingan setiap individu maupun kelompok tentu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam mengerjakan sesuatu perubahan sosial hal ini merupakan faktor penting penyebab terjadinya konflik misalnya pada masyarakat yang tertutup dan sulit menerima perubahan akan menentang perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan yang telah ada. c. Bentuk-Bentuk Konflik Lewis A. Coser membedakan konflik atas dua bentuk. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. Konflik nonrealistic adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonistis berlawanan, melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Contohnya pembalasan dendam lewat ilmu gaib yang dilakukan dalam masyarakat tradisional. Contoh lain adalah upaya mencari kambing hitam yang terjadi dalam masyarakat telah maju. Soerjono Soekanto menyebutkan lima bentuk khusus konflik atau pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Konflik pribadi Konflik rasial Konflik antara kelas-kelas sosial Konflik politik Konflik internasional Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan bentuk-bentuk konflik Konflik dengan orang tua sendiri Konflik dengan anak-anak sendiri Konflik dengan keluarga Konflik dengan orang lain Konflik dengan suami istri Konflik di sekolah Konflik dalam pemilihan pekerjaan Konflik agama Konflik pribadi d. Dampak Sebuah Konflik Konflik dapat memiliki dampak atau akibat positif maupun negative Segi positif konflik adalah sebagai berikut. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok in-group solidarity yang sedang berkonflik dengan kelompok lain. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang Segi negative suatu konflik adalah sebagai berikut. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah pada hal-hal positif atau negative Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah KEKERASAN a. pengertian Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan identik dengan tindakan melukai orang lain dengan sengaja, membunuh, atau memperkosa. Kekerasan seperti itu sering disebut sebagai kekerasan langsung directly violence. Kekerasan juga menyangkut tindakan-tindakan seperti mengekang, mengurangi atau meniadakan hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah, dan menteror orang lain. Jenis kekerasan yang terakhir disebut kekerasan tidak langsung indirect violence b. Teori-Teori tentang Kekerasan Teori Faktor Individual Agresivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan. Faktor penyebab perilaku kekerasan adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, psikoneurosis, frustasi kronis, serta pengaruh obat bius. Faktor yang bersifat sosial, antara lain konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media massa. Teori Faktor Kelompok Terjadi karena benturan identitas kelompok yang berbeda. Contohnya konflik antarsupoter bola Teori Dinamika Kelompok Kekerasan yang timbul karena adanya deprivasi relative kehilangan rasa memiliki yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu ditanggapi dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya. CARA PENGENDALIAN KONFLIK DAN KEKERASAN Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa melekat dalam kehidupan setiap masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan violence. Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat safety valve, yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Lewis A. Coser melihat katup penyelemat sebagai jalan keluar yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak yang berlawanan. Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial Konsiliasi Bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai. Mediasi Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka. Arbitrasi Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. Sumber. Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. SosiologiKelompok Pemintan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga Soekanto, Soerjono. Suatu Pengantar. Jakarta CV Rajawali.
E7iY. wx8vpd74gb.pages.dev/172wx8vpd74gb.pages.dev/228wx8vpd74gb.pages.dev/333wx8vpd74gb.pages.dev/295wx8vpd74gb.pages.dev/453wx8vpd74gb.pages.dev/242wx8vpd74gb.pages.dev/323wx8vpd74gb.pages.dev/354
jelaskan hakikat kekerasan secara sosiologis dan berikan contohnya