Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kita sering mendengar istilah 'ucapan adalah doa' dalam keseharian. Ibu, ayah, guru atau bahkan trainer kita kerap mengatakan bahwa ucapanmu adalah doa, maka jangan bermain-main dengan ucapan. Awalnya saya hanya melihat itu hanya agar seseorang tidak mengucapkan ucapan-capan yang tak bermanfaat. Namun, kini saya percaya bahwa kalimat 'ucapan adalah doa' merupakan pada 2013 silam. Saat saya masih duduk di bangku kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Hingga kini, paradigma masyarakat meyakini bahwa lulusan SMK lebih berpeluang masuk ke dunia kerja dibandingkan lulusan SMA. Sebab, di SMK lebih diajarkan spesifikasi keahlian. Hal itu pula yang mendasari kisah ini. Karena rata-rata lulusan SMK melanjutkan kariernya dengan bekerja, maka saya pun banyak menerima sebuah pertanyaan 'habis sekolah mau ke mana?'. Pada saat itu, saya sebagai siswa yang bahkan belum menjalani ujian nasional, menjawab pertanyaan itu dengan enteng, 'kerja dulu setahun, habis itu kuliah'. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang bertanya demikian. Mulai dari teman, saudara, keluarga, guru, orang tua teman hingga orang tua saya sendiri. Tapi sekali lagi, saya jawab setiap pertanyaan itu dengan jawaban yang sama, 'kerja dulu setahun, habis itu kuliah'.Secara tidak sadar, saya terus mengulangi kalimat itu setiap kali ditanya seseorang. Jika dihitung, mungkin sudah ratusan kali. Bahkan saya pun tak sanggup mengingatnya. Padahal, kalimat itu hanya pikiran saya semata yang melintas dalam otak ketika ditanya pertanyaan tersebut. Saya pun tak memiliki alasan yang pasti mengapa saya harus menjawab demikian. Tapi, entah mengapa saya seperti memiliki keyakinan yang kuat dengan apa yang saya katakan memang ingin kuliah, tapi dalam benak saya berpikir bahwa, saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Bahkan dalam silsilah keluarga pun, belum ada yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Oleh sebab itu, saya beranggapan bahwa saya hanya akan menjadi beban bagi orang tua jika saya melanjutkan pendidikan menggunakan biaya dari orang saya harus memiliki uang sendiri. Setidaknya uang untuk mendaftar kuliah. Maka jawaban 'bekerja dulu' merupakan jawaban yang paling logis untuk saya utarakan demi menjawab kekhawatiran saya itu. Sedangkan, ketika sudah masuk masa kuliah, saya berpikir bisa melakukannya sembari bekerja. Gaji dari bekerja paruh waktu itulah yang kelak akan saya gunakan untuk membiayai kuliah. Jadi, tak harus membebani orang tua. Begitu pikir saya!Waktu pun berjalan, saya-alhamdulillah-lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Tidak banyak yang saya rencanakan setelah itu, hingga dua pekan setelah kelulusan, saya mendapatka informasi bahwa ada rekrutmen tenaga kerja di jakarta, dan SMK saya diundang untuk mengikuti acara pun tak pikir panjang. Bersama 42 siswa lainnya, saya berangkat ke Ibu Kota. Proses seleksi pun dilakukan. Hingga akhirnya kami menyelesaikan seluruh seleksi dengan baik dan tiba waktunya untuk pulang. Kabarnya, kami akan dihubungi jika dinyatakan diterima. 1 2 Lihat Worklife Selengkapnya
kumpulan doa sehari-hari Islami, niat wudhu, niat sholat, Doa sholat, niat puasa, doa beraktivitas lengkap dengan artinya Ulang tahun itu sangat penting bagi orang sedang merayakannya, seperti halnya hari pernikahan maupun hari kemerdekaan atau hari-hari yang lainnya yang merupakan peristiwa penting bagi orang Brigitta Winasis April 27, 2022 Inggris Bagaimana cara terbaik untuk mengungkapkan belasungkawa dan simpati? Saat seseorang sedang berduka karena kehilangan orang yang dicintainya, mencari kata-kata penghiburan yang tepat bisa jadi sulit. Orang tersebut sedang sangat berduka, bahkan mungkin mengalami syok. Maka dari itu penting untuk memilih pesan yang tepat. Berikut ini sejumlah ucapan belasungkawa bahasa Inggris yang bisa kamu gunakan untuk menunjukkan rasa duka cita. Ucapan Singkat Thinking of you during this difficult time. – Aku memikirkanmu di masa-masa sulit sincere condolences to you and your family. – Ucapan belasungkawa yang tulus untukmu dan so sorry for your loss. – Aku turut berduka untuk and your family are in my prayers. – Kamu dan keluargamu ada di dalam let me know if there’s anything I can do for you. – Tolong beritahu jika ada yang bisa aku lakukan very sorry for your loss. – Sangat turut menyesal atas wish I was there with you right now. I am so sorry. – Seandainya aku ada untukmu saat ini. Aku turut not hesitate to call or text if you need anything. I’m here for you. – Jangan sungkan menelepon atau mengirim pesan jika kamu butuh sesuatu. Aku ada great big hugs your way. – Peluk thoughts and prayers are with you. Please let me know if you need anything. – Pikiran dan doaku bersamamu. Tolong beritahu jika kamu butuh got the news. I am so, so sorry. – Baru saja dapat kabarnya. Aku turut am so sorry for your loss. How can I help you right now? – Aku turut berduka atas kehilanganmu. Bagaimana aku bisa membantumu sekarang?______ was a wonderful person, and will be greatly missed. – _____ adalah sosok yang luar biasa dan akan sangat have so many wonderful memories of ______. I’m really going to miss him/her. – Aku punya banyak kenangan indah bersama _____. Aku akan sangat have so many wonderful memories of _____; looking forward to reminiscing with you when the time is right. – Aku punya banyak kenangan indah bersama _____, ingin mengenangnya bersamamu pada waktu yang is so hard to believe and I’m so sorry. – Kejadian ini sangat sulit dipercaya dan aku sangat so sorry you’re having to go through this. – Aku sedih kamu harus melewati ini know you are very busy right now, but wanted you to know I’m thinking of you. Very sorry for your loss. – Aku tahu kamu sangat sibuk sekarang, tetapi aku hanya ingin kamu tahu aku memikirkanmu. Turut berduka atas about you day and night. Please let me know if you need anything. – Aku memikirkanmu siang dan malam. Beritahu aku jika kamu membutuhkan can’t imagine what you must be going through. I’m so sorry for your loss. – Aku tidak bisa membayangkan apa yang harus kamu lalui. Aku sangat berduka atas kehilanganmu. Ucapan Panjang So very sorry for your loss. Our hearts are breaking for you. Sending lots of love your way. – Sangat berduka atas kehilanganmu. Hati kami turut hancur bersamamu. Kami mengirimkan banyak cinta thoughts and prayers are with you today and always. We are just a phone call away if you need anything at all. – Pikiran dan doa kami bersamamu hari ini dan selamanya. Kamu cukup menelepon kami jika butuh wanted to reach out and let you know that you have my heartfelt condolences during this difficult time. – Aku hanya ingin berbicara dan memberitahu bahwa hatiku turut berduka di masa sulit cry because it’s over. Smile because it happened. – Jangan menangis karena sudah berakhir. Tersenyumlah karena semua pernah the breath of sweet flowers wafts near and then leaves, so will the pain you are feeling right now. Hold tight, keep your head up, and know that happy days lie ahead once more. – Saat embusan bunga mendekat dan pergi, demikian pula rasa sakit yang kamu alami sekarang. Pegang erat, tegakkan kepala, ada hari yang membahagiakan terbentang di depan sekali _____, I am sorry for your loss. I know how tricky grief can be…one day you’re fine and the next day you aren’t. Please keep me in mind if you find that you need anything at all in the days and weeks ahead, I am here for you. – Untuk _____, aku turut berduka atas kehilanganmu. Aku tahu bagaimana rasa duka itu, satu hari kamu baik-baik saja dan hari berikutnya tidak. Ingatlah bahwa jika kamu membutuhkan sesuatu, aku ada di sini has no time table. Take as much time as you need to process your bereavement and to heal your heart. I will be here for you every step of the way should you need a helping hand. – Kesedihan tidak mengerti waktu. Luangkan waktu sebanyak yang kamu butuhkan untuk memproses kesedihan dan menyembuhkan hatimu. Aku ada di sini untukmu dalam setiap langkah jika kamu membutuhkan fade, but words live on. Please reach out to me if there’s anything you need or anything I can help with. – Bunga berguguran, tetapi kata-kata tetap hidup. Beritahu aku jika kamu membutuhkan sesuatu atau ada yang bisa aku wanted to write and let you know that you and your family are in my prayers right now. I realize that there are no words that I could write or say to make things better, but please accept my sincere condolences on the loss of your loved one. – Aku ingin menulis dan memberitahu bahwa kamu dan keluargamu ada di dalam doaku. Aku sadar tidak ada kata-kata yang bisa aku tulis untuk membuat segalanya lebih baik, tetapi tolong terima ucapan belasungkawa yang tulus ini atas kepergian orang yang kamu so very sorry for your loss. Grief is a universal language that each person speaks but must experience on their own. That said, I have been there and am here for you now. – Aku berduka atas kehilanganmu. Rasa duka adalah bahasa universal yang digunakan semua orang tetapi harus dialami sendiri. Aku ada di sini know we haven’t talked in a while, and it’s been forever since I visited. I’m so sorry for that. I’m even more sorry for the loss of _____. I can’t imagine what you’re going through. It’s so unfair that you have to be without him/her now, but I want you to know that I am here for you now, and plan on visiting soon. Please call or text me when you’re ready. – Aku tahu kita sudah lama tidak berbicara dan sudah lama aku tidak berkunjung. Aku minta maaf untuk itu. Aku turut berduka untuk atas kepergian ____. Aku tidak bisa membayangkan apa yang sedang kamu lalui. Sangat tidak adil kamu harus kehilangan dia sekarang, tetapi aku ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini untukmu dan berencana untuk segera berkunjung. Telepon atau kirim pesan saat kamu sudah siap. Belajar Expressions di Kursus Bahasa Inggris Lister Bagaimana, sudah semakin paham expressions dalam bahasa Inggris? Agar kamu semakin fasih, ikuti Kursus General English di Lister. Di sini kamu akan diajari tutor-tutor ahli yang bersertifikat. Kamu dapat menentukan jumlah pertemuan sendiri sesuai kebutuhanmu. Daftar sekarang! Brigitta Winasis A lifetime learner, a magical world wanderer through books and stories. Writing for professional purposes and personal interests. Social Media Subscribe To Our Weekly Newsletter No spam, notifications only about new products, updates.Ucapanpurna tugas banyak digunakan oleh masyarakat untuk memberikan doa dan pengharapan terhadap orang yang telah pensiun. Ucapan seperti ini tidak bernada penghinaan karena tidak lagi bekerja. Itu adalah cerita hidup yang menggambarkan bagaimana diri kita. Kerutan dan rambut memutih ini merupakan bukti kita berhasil melewati semuanyaSeseorang dikatakan beriman kepada Allah dan resmi masuk Islam apabila lisannya telah mengikrarkan diri dengan kalimat, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah Setelah berikrar, hatinya membenarkan, meyakini, dan mempercayai sepenuhnya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Zat yang wajib diibadahi dan Rasulullah adalah utusanNya. Lantas orang itu harus membuktikan keimanannya melalui tindakan. Setiap tindakan, pikiran, dan ucapan harus sesuai dengan tuntutan Allah dan sunah Nabi. Apa dan bagaimana seorang Muslim bersikap sudah dijelaskan dalam Al-Qur’andan Al-Hadits. Semua tindakan dan ucapan akan selalu Allah beri ganjarannya. Jika ia melakukan dan atau mengucapkan hal-hal yang berbau kebaikan, maka Allah akan mengganjarnya dengan limpahan pahala, rahmat dan ridhoNya, serta kebaikan kepada pengamalnya. Begitu pun sebaliknya, jika ia lebih memilih untuk melakukan dan mengucapkan hal-hal buruk, maka doa, murka, dan keburukan yang akan kembali kepada pelakunya. Berbicara mengenai ucapan, sejatinya ucapan adalah doa bagi orang yang mengatakannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan, Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahanam dengan kata-katanya itu”. HR Bukhari, Ahmad, dan Malik. Pepatah mengatakan bahwa lidah tak bertulang. Maknanya, seseorang bisa terjerumus dalam sebuah bahaya hanya karena ia tak mampu mengendalikan ucapannya. Lidah atau lisan tak ubah laiknya pedang dan pikiran serta hati adalah orang yang mengendalikan pedang tersebut. Jika si pengendali pedang itu mahir menggunakan pedang, maka pedang itu akan menjadi tameng bagi dirinya. Sebaliknya, jika ia payah dan tak berkompeten untuk menggunakan pedang, maka pedang itu akan menjadi bumerang, menyerang balik hingga melukaii dirinya sendiri dan sekitarnya dengan membabi-buta. Tak ada yang tersisa, kecuali kehancuran dan keburukan. Begitupun dengan ucapan. Jika seseorang tak pandai dan tak bijak dalam berucap, kata-kata yang keluar dari mulut hanyalah keburukan yang membahayakan dirinya sendiri juga akan melukai orang di sekitarnya. Nah, orang yang beriman kepada Allah dituntut untuk mampu menjauhi sikap dan sifat seperti itu. Semua ucapan orang beriman harus mampu menjadi penenang, penyejuk, dan menginspirasi orang yang mendengarnya. Setiap dari kita haruslah menyadari dan memahami bahwa ucapan yang keluar dari lisan kita, baik disengaja maupun tidak sengaja, adalah doa yang akan berbalik kepada si pengucap. Ucapan akan terlontar dari kebiasaan dan pola pikir yang selama ini terbentuk. Maka, tak berlebihan, selain ucapan merupakan sebuah bentuk doa, ia juga adalah cerminan dari apa yang ada di dalam pikiran dan hati. Semakin buruk sebuah ucapan terlontar dari seseorang, maka dapat dipastikan pikiran dan hari orang tersebut sama buruknya dengan ucapan tersebut. Sebaliknya semakin baik ucapannya, maka dapat dilihat bahwa orang tersebut memiliki kepribadian yang beradab. Dalam sebuah hadits, Rasulullah mengatakan dan mengajarkan umatnya untuk terus menjaga lisannya dengan hanya mengatakan hal-hal baik atau lebih baik diam sebagai cara untuk membuktikan bahwa mereka beriman kepada Allah. Perintah Rasulullah ini tentu memiliki alasan. Ada beberapa perkara yang Allah sembunyikan waktunya, yaitu maut, lailatul qodar, dan waktu diijabahnya doa dalam sehari semalam. Oleh karena ucapan adalah doa, maka kita wajib memperhatikan memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak kita ucapkan. Jangan sampai, salah satu dari ketiga perkara yang Allah sembunyikan waktunya terjadi pada diri kita di saat kita sedang mengucapkan hal-hal buruk. Nauzubillah min dzalik. Memperhatikan dan memikirkan apa yang akan kita ucapkan berarti mampu menahan diri dari keinginan untuk segera mengomentari sesuatu yang berkenaan tentang perkara yang sedang terjadi. Mereka yang mampu menahan diri untuk tidak banyak berbicara berarti sudah memahami betapa pentingnya menjaga lisan. Kemampuan menahan diri untuk tidak berbicara sembarangan perlu dilatih dan pemahaman dasar yang mencukupi tentang bahaya lisan. Menahan diri untuk tidak terlalu banyak berbicara juga erat kaitannya dengan kemampuan mengontrol emosi. Tak jarang, ketika seseorang sedang terguncang, marah, atau sedih, sebagai bentuk melampiaskan amarahnya ia menyumpahserapahi orang di sekitarnya. Ia kesulitan dan terbiasa mengumbar emosinya dengan dalih agar semuanya energi negatifnya tersalurkan. Padahal apa yang dilakukannya justru akan berbalik menyerang dirinya kelak di kemudian hari. Hal inilah yang ditakutkan kalau sampai sumpah serapah itu Allah kabulkan dan Allah timpakan kepada orang tersebut. Setiap ucapan yang terlontar dari mulut seseorang akan memengaruhi gerak gerik orang tersebut. Misalnya saja, ketika seseorang terbiasa berbicara dengan pilihan kata yang baik, suara yang lemah lembut dan penuh kesantunan, otomatis perilaku sehari-harinya juga akan mengikuti gaya bicaranya tersebut. Pola pikir dan perasaannya pun juga seiya sekata. Orang tersebut dapat dipastikan mampu berpikir dengan jernih dan juga selalu berbaik sangka terhadap apapun dan siapapun. Demikian pula dengan orang yang selalu bersemangat dan optimis. Ada yang ia ucapkan pasti tidak jauh dari diksi-diksi berbau motivasi, seperti, “saya pasti bisa” atau “saya yakin mampu” dan lain sebagainya. Perilakunya pun kenenjukkan demikian. Ia hanya melakukan hal-hal baik dengan penuh semangat dan tak heran apabila ia sukses meraih apa yang dia inginkan. Tak mengherankan semua itu terjadi. Akar dari semua itu adalah cara kerja otak dan pola pikirnya. Otak akan mensugesti tubuh sesuai dengan apa yang dipikirkan. Ketika seseorang mensugesti bahwa ia akan sukses, maka gerak tubuhnya akan melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membuatnya berhasil, misalnya belajar, giat bekerja, rajin beribadah, dan lain sebagainya. Juga, otak akan memerintahkan lisan untuk mengatakan hal-hal yang dapat menambah semangatnya serta membagikan motivasi kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang telah mensugesti bahwa dirinya tidak akan berhasil, katakanlah dalam sebuah ujian tes, maka, otaknya akan merespon dengan seolah menyuruh tubuhnya untuk berhenti berusaha karena merasa akan percuma saja melakukan usaha-usaha bila ia sudah menyangka akan gagal. Lalu lisannya akan merespon dengan cepat. Sebagai bentuk kekesalannya, lisannya mengatakan hal-hal buruk bernada pesimis, seperti “Ah saya tidak mungkin bisa” atau “Orang lain lebih pintar daripada saya” dan lainnya. Tindakan seperti ini, selain berakibat buruk karena dapat memengaruhi kinerja seseorang, memiliki sugesti buruk seperti itu akan mengundang amarah Allah karena ia telah dengan berani mendahului takdir Allah. Ia telah lebih dahulu menyangka bahwa ia tak akan berhasil pada suatu urusan bahkan sebelum ia berusaha terlebih dahulu. Ia menyerah pada keadaan dan tak meyakini bahwa doa bisa mengubah segalanya. Alih-alih berdoa agar Allah memudahkan semua urusannya, justru ia berburuk sangka bahwa ia akan gagal. Allah berfirman tentang larangan seorang hamba untuk mendahului keputusan Allah dalam sebuah ayat yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS. Al Hujurat1 Akhir ayat tersebut mengatakan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Daripada kita terus berburuk sangka sambil mengatakan hal-hal buruk yang hanya berupa dugaan semata, mengapa kita tidak meminta kepada Allah dan mengatakan hal-hal yang baik? Pahamilah bahwa Allah selalu tergantung pada prasangka hambanya. Jika kita senantiasa berprasangka baik, mengatakan hal-hal baik, dan juga Istiqomah beramal sholeh, maka Allah akan memberikan kebaikan pula bagi pengamalnya. Sebaliknya, jika kita terus berburuk sangka, lisan hanya hanya mengeluarkan sumpah serapah, caci maki, dan fitnah keji, maka Allah juga akan memberikan apa yang menjadi persangkaannya tersebut dan juga mengembalikan sumpah serapah, caci maki, dan fitnah kepadanya. Nauzubillah min Dessy Husnul Q 7XK2TjR.