YOGYAKARTA, - Pemerintah Kota Pemkot Yogyakarta terus membersihkan sampah yang menumpuk setelah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST Piyungan kembali dibuka. Sampah menumpuk di depo maupun tempat pembuangan sampah sementara TPS dampak dari penutupan TPST Piyungan di Kabupaten Bantul, Sabtu 7/5/2022. Kabid Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Ahmad Heryoko menyatakan, tumpukan sampah di Kota Yogyakarta berkisar ton. Baca juga Baru Diresmikan 3 Bulan Lalu, Skatepark di Creative Center Bekasi Dicoret-coret dan Penuh Sampah Setelah TPST di Piyungan kembali dibuka, Ahmad mengatakan pihaknya berusaha maksimal untuk segera mengangkut tumpukan sampah. Hingga Jumat 13/5/2022, mereka sudah membersihkan sekitar 700 ton. "Selama dua hari ini sudah terangkut 700 ton, dari total ton yang menumpuk," katanya saat dihubungi Jumat 13/5/2022. Ia menambahkan, total depo sampah maupun TPS di Kota Yogyakarta sebanyak 12 depo sampah dan 75 TPS, dan hampir semua penuh. "Paling parah di dekat Purawisata Jalan Brigjen Katamso, mungkin besok bisa sampai 15 rit," ungkapnya. Ia menuturkan, ada beberapa kendala yang dialami oleh petugas selama proses pengangkutan sampah. Pertama adalah kendala jumlah petugas, dan kedua adalah jumlah armada truk sampah juga terbatas. "Jam tutup TPA TPST Piyungan yang tidak ada toleransi juga bikin lambat. Karena kami harus naik ke TPA jam 3 sore. Telat 1 menit aja truk gak boleh masuk TPA," kata juga GOR Kota Tangerang Sempat Kebanjiran, Wali Kota Banyak Sampah di Drainase Ditambah lagi pada Minggu, TPST Piyungan juga tutup padahal pihaknya tidak libur. "Ya gak angkut ke TPA. Tapi semua armada kita penuhi sampah terus Senin pagi jam 5 udah antrie masuk tpa," kata dia. "Kami menargetkan pada Rabu sudah normal," imbuh dia. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, target pengangkutan sampah selesai dalam waktu saru minggu setelah TPST Piyungan dibuka kembali. "Pokoknya satu minggu kita lakukan. Kita lakukan terus menerus karena kan yang tertumpuk hari ini ada 2 ribu ton. Sedangkan kita selama seminggu ini harus kita kerjakan," kata dia. Baca juga Atasi Masalah Sampah, Kabupaten Sleman Akan Bangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu "Rata-rata produksi sampah warga 350 ton perhari," imbuh Heroe. Dia menjelaskan, saat ini pemkot fokus pada depo sampah atau TPS yang ada di jalur-jalur protokol dan juga yang sudah mengalami penumpukan sampah yang besar. "Nah sekarang ini kita fokus kepada yang di jalur-jalur protokol dan juga di tempat-tempat pembuangan sampah yang penumpukan sudah besar," ucapnya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Padahalsederhana, ini 5 cara mengurangi sampah yang ada di sekitar! 1. Daur ulang sampah. Sumber gambar: rumahmesin.com. Kalau punya sampah semisal botol plastik, lebih baik dikumpulakn aja dulu. Banyak lho, ide-ide yang bisa diterapkan untuk membuat dan mendaur ulang botol plastik. Misalnya, aja bisa dibuat tempat pensil atau pulpen, pot-pot
- Cileunyi, Kabupaten Bandung memiliki pasar tradisional yang dikenal sebagai Pasar Sehat. Terlepas dari namanya, pasar ini jauh dari kata sehat. Tumpukan sampah di belakang area pasar menimbulkan bau menyengat bahkan hingga ratusan meter dari pintu masuknya. Diberitakan Kamis 4/5/2023, barang bekas, sayuran, plastik, hingga kasur menumpuk sepanjang 20 meter dengan tinggi mencapai 5 meter di belakang area perdagangan. Lalat dan belatung yang berkembang di sekitarnya menambah kesan kotor tempat dan para pedagang berusaha memasang plang pembatas untuk membatasi gunung sampah agar tidak meluas sampai bagian pasar lainnya. "Kasihan yang di belakang, suka tutup sebelum waktunya karena kalau sampahnya kena panas, pasti sudah itu belatung sama lalat hijau nyamperin, naik sampai ke kios atau ke lantai. Ya, pasti dikeluhkan sama pedagang dan pembeli," ujar Ahmad Mustofa 32, salah seorang pedagang sembako di Pasar Sehat Cileunyi. Baca juga 5 Tempat Wisata di Bandung yang Cocok untuk Libur Lebaran 2023, Ada Kawah hingga Pasar Tradisional Unik Lalu, mengapa tumpukan sampah bisa sampai menggunung di pasar tradisional? Penyebab penumpukan sampah Pakar sampah dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan FTSL Institut Teknologi Bandung ITB Mochammad Chaerul mengungkapkan, jenis sampah yang diperkirakan paling dominan dihasilkan di pasar adalah plastik, organik, dan kertas. Keadaan ini tergantung kios yang ada di pasar tradisional tersebut. Para penjual biasanya akan membuang sampah di tempat sampah terdekat, termasuk pembuangan yang ada di belakang pasar. "Selain itu, terdapat sistem pengumpulan sampah dari pedagang, antara lain melalui pengumpulan oleh petugas pasar yang ditunjuk atau pedagang sendiri yang harus membawa sampah mereka ke satu tempat titik pengumpul sebelum semuanya dikumpulkan di tempat pembuangan sementara TPS," jelasnya kepada Kamis 4/5/2023. Baca juga Saat Sampah Plastik dari Indonesia Ditemukan Terdampar hingga Afrika… Elgana Mubarokah Gunung Sampah di Pasar Sehat Cileunyi kembali terlihat. Para pedagang mengatakan sampah tersebut sudah menggunung sejak pertengah bulan puasa, hingga libur lebaran 2023 usai belum ada penarikan yang dilakukan oleh DLH Kabupaten Bandung, Rabu 3/5/2023. Menurutnya, ini yang kemudian menyebabkan sampah menumpuk. Terlebih lagi, layanan pengangkutan sampah menuju ke tempat pembuangan akhir TPA sering kali terhambat.
Marves– Pandeglang, Tumpukan sampah di bibir pantai Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, beberapa terakhir menjadi sorotan karena tidak diangkut dan dibersihkan oleh pemerintah setempat. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Muhammad Suhendar dan tim terjun langsungSelama ini, masyarakat seringkali beranggapan bahwa TPA adalah Tempat Pembuangan Akhir bagi sampah yang mereka hasilkan. Padahal, menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, TPA merupakan Tempat Pemrosesan Akhir bukan tempat pembuangan akhir. Begitu juga dengan TPS. Umumnya TPS sering diartikan sebagai tempat pembuangan sampah padahal peran sebenarnya adalah Tempat Penampungan Sementara. Fungsinya sebagai tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengelolaan, atau tempat pengolahan sampah terpadu. Ilustrasi TPA – Sumber vchal/Gettyimages Penting bagi masyarakat untuk dapat mengenal dan mengetahui fungsi dari setiap fasilitas pengelolaan sampah yang tersedia. Sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman dan masyarakat dapat lebih bijak menyortir sampah yang dihasilkan. Contents1 Apa Saja Fungsi Dari TPA? TPA Bantar Gebang – TPA Cipayung – TPA Rawa Kucing – TPA Galuga – TPA Burangkeng – Bekasi Apa Saja Fungsi Dari TPA? Pada prinsipnya, sebelum sampah berakhir di TPA, sampah harus lebih dulu dipilah secara maksimal sesuai dengan jenis materinya. Sehingga nantinya akan memudahkan untuk proses daur ulang. Sampah anorganik plastik misalnya, masyarakat dapat memilah sesuai dengan jenis plastik. Lalu, sampah tersebut dapat dikirim kepada pengelola sampah seperti bank sampah atau pun pengelola sampah lainnya. Sedangkan sampah jenis organik dapat dikomposkan yang nantinya akan bermanfaat menjadi pupuk kompos. Dengan langkah awal yang dilakukan masyarakat, setidaknya di rumah masing-masing, jumlah sampah yang dibawa ke TPS dan TPA akan berkurang maksimal serta tidak terjadi adanya penumpukan sampah di tempat pembuangan sampah liar yang dapat menimbulkan pencemaran bagi masyarakat Fitness silhouettes buy trenbolone enanthate Keep Your Fitness Resolution with the World’s Top Workout Music — SpotifyBerdasarkan keputusan Litbang PU dalam 2009, menyatakan bahwa TPA tidak hanya fokus pada penimbunan sampah saja, melainkan memiliki aktivitas yang wajib ada seperti; pemilahan sampah, daur ulang sampah anorganik, pengomposan sampah organik, dan pengurangan atau penimbunan sampah residu dari proses daur ulang dan pengomposan di lokasi landfill. Berikut TPA yang beroperasi resmi di wilayah JABODETABEK. TPA Bantar Gebang – Jakarta Mountains of Trash – Source Sebarr TPA Bantar Gebang telah dibangun sejak 1989. Sebagai tempat pembuangan sampah resmi Provinsi DKI Jakarta, kondisi Tempat Pemrosesan Akhir TPA Bantar Gebang yang berlokasi di Bantargebang, Bekasi, ini cukup memprihatinkan karena sudah mengalami kelebihan muatan. Sebanyak hingga ton sampah dari Jakarta memenuhi Bantargebang, Bekasi setiap harinya. Dari total sampah yang dihasilkan tersebut, menghasilkan sebanyak ton di antaranya merupakan sampah plastik yang sulit untuk diurai. Itu sebabnya masyarakat diharapkan dapat melakukan pemilahan sampah dan sampah yang sulit diurai dapat diserahkan ke bank sampah untuk diolah. Sehingga dengan demikian dapat mengurangi beban yang masuk ke TPA Bantargebang. TPA Cipayung – Depok TPA Cipayung Sumber Immanuel Antonius/Liputan6com Sama dengan keadaan TPA Bantar Gebang, volume sampah di TPA Cipayung, Depok juga sudah melebihi kapasitas daya tampung yang mana volume sampah sudah mencapai juta kubik. Kondisi di TPA yang sudah berusia 37 tahun tersebut pun sempat mengalami longsor dari gunung sampah sehingga menghambat proses pengangkutan sampah lantaran akses jalan truk pengangkutan di tutup. Dengan keadaan tersebut TPA Cipayung tidak dapat bertahan lama. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Depok berharap agar Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah TPPAS Lulut – Nambo di Kabupaten Bogor segera direalisasikan oleh Pemprov Jabar sehingga sampah yang ada dapat segera dialihkan pembuangannya ke TPPAS Lulut – Nambo. TPA Rawa Kucing – Tangerang TPA Rawa Kucing, Kedaung Wetan, Neglasari, Kota Tangerang. Sumber Tagar Sampah yang masuk ke TPA Rawa Kucing mencapai ton per harinya. Untuk mengurangi beban TPA Rawa Kucing, Pemerintah Kota Pemkot Tangerang mencanangkan Program Rukun Warga RW Tanpa Sampah. Program ini selanjutnya akan menuju Kelurahan Tanpa Sampah. Program yang diusung ini bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional HPSN tahun 2022. Dengan adanya program ini diharapkan akan mengurangi beban dari TPA Rawa Kucing yang mana menjadi muara sampah dari rumah tangga maupun lingkungan di wilayah Kota Tangerang. Pemkot Tangerang pun juga tengah menyiapkan skema pengangkutan sampah dari rumah tangga agar tidak terjadi penumpukan, yang mana sampah yang sudah dipilah akan dibawa secara terpisah sedangkan residunya akan diangkut ke TPA dengan bentor. Dengan adanya pemilahan sampah dari sumber, masyarakat tidak lagi menjadi objek saja namun menjadi subjek dari program pengolahan sampah. TPA Galuga – Bogor TPA Galuga di Bogor Sumber Dibangun sekitar tahun 1980, timbunan sampah yang diproduksi Kota dan Kabupaten Bogor di TPA Galuga telah mencapai hingga ton setiap harinya. Dimana sampah-sampah tersebut didominasi oleh sampah rumah tangga. Baik dari perumahan, non perumahan, juga pasar. Sampai saat ini Pemerintah Kota Bogor masih menggunakan Tempat Pemrosesan Akhir TPA Galuga, lantaran tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah TPPAS Nambo belum dapat beroperasi. Nantinya bila TPPAS Nambo sudah dapat beroperasi Pemerintah Kota Bogor sendiri akan mendapatkan kuota pembuangan dan pemrosesan sampah sebesar 400 ton per harinya. TPA Burangkeng – Bekasi TPA Burangkeng, Kecamatan Setu, Kab. Bekasi, Jawa Barat.ANTARA/Pradita Kurniawan Syah TPA Burangkeng memiliki lahan seluas 11 hektar dan saat ini sudah tidak mampu menampung sampah yang setiap hari bertambah. Pemerintah Daerah pun berencana menyediakan sekitar lima hektar lahan untuk memperluas area tempat pemrosesan akhir sampah di Burangkeng Bekasi. Dengan adanya perluasan lahan dapat dimanfaatkan untuk menerapkan teknologi seperti RDF Refuse Derived Fuel. Teknologi RDF sendiri berfungsi untuk mengelola sampah menjadi energy biomassa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber energy baru dan terbarukan untuk pengganti batu bara. [Sulistianing Ambar Wati] kyfDuR.